Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

Mata dan Telinga Polri dari Jaticempaka

Pelantikan Pokdarkamtibmas Bhayangkara Pondokgede:
Ketika Warga Memilih Menjadi Penjaga Ketenangan



dangdutinaja.com | Kota Bekasi – Pada Sabtu pagi yang cerah di Aula Masjid Darul Hikam, Perumahan Antilope, Kecamatan Pondokgede, sebuah peristiwa kecil yang penuh makna berlangsung: pelantikan pengurus Pokdarkamtibmas Bhayangkara Pondokgede. Tak ada sorot kamera televisi nasional. Tapi di sana, kesadaran sipil dan semangat menjaga kampung lahir dari tangan-tangan warga sendiri.

Ibu Agatha Ani, perempuan yang dikenal tegas dan ramah di wilayah Jaticempaka, resmi dilantik sebagai Ketua Sektor Pokdarkamtibmas Pondokgede. Ia memimpin jajaran sektor dan subsektor dari dua kecamatan: Pondokgede dan Pondok Melati. Dari warga, oleh warga, untuk keamanan warga.

“Pokdar ini bukan sekadar organisasi. Ia adalah garda pertama dari perasaan tenang yang kita rasakan di rumah kita sendiri,” ujar Kompol Bambang Sugiharto, Kapolsek Pondokgede, dalam sambutannya. Bambang menekankan pentingnya pendekatan emosional kepada masyarakat, dan berharap Pokdar bisa menjadi mitra strategis Polri dalam menciptakan ketertiban.

Pokdar—kelompok sadar keamanan dan ketertiban masyarakat—memang bukan institusi formal, tapi mereka diandalkan. Dari kegiatan ronda malam, mediasi warga yang berselisih, sampai mengedukasi soal bahaya narkoba dan tawuran remaja. Mereka adalah kepanjangan tangan dari sistem pertahanan sosial yang tak tertulis.

Acara pelantikan ini juga dihadiri oleh Bowo Susanto, Ketua PokdarKamtibmas Bhayangkara Sektor Jatiasih. Bersama sekretarisnya, Ibu Ayu, dan bendahara yang akrab dipanggil Ibu Oonk—seleb TikTok lokal dengan nama pengguna oonk\_mionk—mereka datang bukan hanya untuk memberi selamat, tapi juga memperkuat ikatan lintas sektor.

“Selamat untuk Ibu Agatha Ani. Semoga amanah. Yang penting Pokdar ini hadir sebagai manfaat, bukan beban. Kita harus tetap sinergi dengan Polri dan masyarakat. Jangan cuma ada di papan nama,” ujar Bowo, sambil tersenyum.

Meski tanpa gebyar, pelantikan ini punya makna dalam. Ia memperlihatkan bahwa menjaga keamanan bukan melulu tugas aparat. Ada peran warga yang sadar bahwa ketertiban adalah hasil gotong royong.

Dan di antara deretan bangku plastik dan banner acara yang sederhana itu, berdiri orang-orang yang telah memilih untuk tidak diam ketika kampung mereka terganggu. Mereka memilih menjadi penjaga. Menjadi mata dan telinga Polri. Menjadi kekuatan sipil yang kadang diremehkan, tapi selalu ada ketika dibutuhkan.

***

Posting Komentar

0 Komentar