Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

Bangkit dari Lumpur: Wali Kota Jeffry Dobel Bantuan Beras, Bagikan Masker Gratis

 

Dangdutinaja.com | Langsa -  Bayangkan bangun pagi, langkah pertama Anda terhenti oleh tumpukan lumpur dan sampah yang menumpuk di depan rumah. Udara terasa berat, diselimuti debu halus yang menusuk hidung. Itulah realitas yang masih dihadapi ribuan warga Kota Langsa pasca-banjir dahsyat yang menyapu hampir seluruh wilayahnya beberapa hari lalu. 

Namun, di tengah puing-puing bencana, sebuah sinar harapan muncul: Wali Kota Jeffry Sentana S. Putra tak hanya berjanji, tapi langsung bertindak. Hari ini, ia meluncurkan program rekonstruksi kota dengan mendobeli porsi Bantuan Langsung Pangan (BLP), mempercepat perbaikan armada kebersihan, dan membagikan 72 ribu masker gratis. 

"Ini bukan sekadar bantuan, tapi komitmen untuk bangkit bersama," tegas Jeffry dalam konferensi pers yang penuh semangat pada Sabtu (6/12/2025).

Dari 5 Kg Jadi 10 Kg: Respons Cepat yang Langsung Terasa

Banjir yang datang tanpa aba-aba ini bukan hanya merendam rumah dan jalan, tapi juga merusak armada pengangkutan sampah milik Pemerintah Kota (Pemko) Langsa. Akibatnya, kota yang dulu rapi kini bergulat dengan gunungan sampah dan debu beterbangan yang mengancam kesehatan warga. 

Tapi Jeffry Sentana, sang pemimpin yang dikenal dekat dengan rakyat, tak membiarkan keterlambatan ini berlarut-larut. Pagi ini, distribusi BLP resmi dimulai—dan dengan kejutan manis. Yang awalnya direncanakan 5 kilogram beras per kepala keluarga (KK), kini langsung digandakan menjadi 10 kilogram. 

"Hari ini telah kita mulai distribusi BLP. Awalnya 5 kilogram per KK, tapi hari ini kita bagikan 10 kilogram per KK. Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat bagi kita semua," ujar Jeffry.

Langkah ini tak hanya meringankan beban dapur rumah tangga yang porong, tapi juga menunjukkan fleksibilitas Pemko dalam menghadapi krisis—sebuah model respons bencana yang patut dijadikan contoh bagi daerah lain di Aceh.

Armada Rusak, Tapi Semangat Tak Padam

Kendala tak terelakkan: Banjir besar itu merusak sebagian besar kendaraan operasional Pemko, termasuk truk pengangkut sampah. 

"Kami mohon maaf karena armada kami masih terbatas dan sebagian rusak akibat dampak banjir. Namun pemerintah terus melakukan perbaikan dan berupaya secepat mungkin mengatasi kondisi ini," akui Jeffry dengan nada rendah hati, tapi tegas. 

Bukan sekadar permintaan maaf, ini diikuti aksi nyata: Tim teknis Pemko bekerja siang-malam untuk mereparasi armada, sementara relawan dan kontraktor swasta dilibatkan untuk membersihkan jalan utama. Hasilnya? Beberapa ruas jalan di pusat kota sudah mulai bersih, dan warga mulai bisa bernapas lega—secara harfiah

Untuk melindungi dari debu yang kian mengancam pernapasan, Pemko Langsa tak tanggung-tanggung. Sebanyak 72 ribu lembar masker medis didistribusikan ke seluruh kantor geuchik di 45 gampong. 

"Bagi masyarakat yang membutuhkan masker, Pemko telah menyalurkannya ke seluruh geuchik. Silakan diambil di kantor guechik di gampong masing-masing," tambah Jeffry, memastikan akses mudah tanpa biaya sepeser pun.

Ini bukan hanya mitigasi kesehatan, tapi juga simbol solidaritas: Setiap masker adalah pengingat bahwa pemerintah ada di sisi warga, bukan di balik meja.

Menuju Langsa yang Lebih Tangguh: Visi di Balik Aksi

Konferensi pers hari ini bukan akhir, melainkan tonggak awal dari rekonstruksi besar-besaran. Jeffry Sentana menegaskan, seluruh jajaran Pemko—dari dinas lingkungan hingga sosial—sedang digerakkan untuk mempercepat pemulihan. 

"Kami akan berupaya secepat mungkin agar kondisi saat ini bisa kami atasi," tegasnya, dengan mata berbinar penuh keyakinan.

Visi jangka panjang? Membangun sistem drainase yang lebih kuat dan program edukasi bencana berbasis komunitas, agar banjir seperti ini tak lagi jadi mimpi buruk tahunan. Warga Langsa pun merespons positif.

Saat matahari terbenam di ufuk Langsa yang mulai hijau kembali, satu hal pasti: Banjir mungkin datang dan pergi, tapi semangat rekonstruksi ini akan bertahan. Pemko Langsa membuktikan, di tengah badai, kepemimpinan yang empati bisa mengubah lumpur menjadi ladang harapan.

Posting Komentar

0 Komentar